Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Fakta Tentang Megalomania yang Disebut Oleh Rai D’Masiv

Jangan lupa membaca artikel tentang Pendidikan di > Informasi Pendidikan Terupdate.

dmasiv-doktersehat
Photo Source: Twitter.com/MusicaStudios

DokterSehat.Com– Pentolan band D’Masiv, Rian dan Rai diketahui terlibat dalam keributan di atas panggung. Dalam video yang beredar di berbagai akun media sosial, terlihat bahwa vokalis dan bassis dari salah satu band yang cukup populer di Indonesia ini sempat saling adu pendapat. Beberapa saat kemudian, Rai mengunggah Instagram Stories yang bertuliskan “F**k Megalomania.” Sebagai informasi, megalomanis adalah salah satu masalah kesehatan mental. Seperti apa sih yang dimaksud dengan megalomania?

Mengenal Megalomania yang disebut oleh Rai D’Masiv

Tak hanya adu mulut dengan sang vokalis, di video terlihat jelas bahwa Rai sampai melepas gitar bass yang dikenakannya. Ia pun turun panggung meskipun personel band lainnya masih beraksi.

Hingga saat ini belum ada penjelasan dari Musica Studio, label yang menaungi band ini. Banyak orang yang kemudian bertanya-tanya tentang permasalahan di antara kedua anggota D’Masiv ini dan arti dari istilah Megalomania yang disebut oleh Rai.

Berikut adalah beberapa fakta yang terkait dengan istilah megalomania tersebut.

  1. Termasuk dalam gangguan jiwa

Pakar kesehatan menyebut megalomania sebagai salah satu masalah kejiwaan yang bisa membuat pengidapnya mengalami perubahan perilaku, fantasi, hingga menganggap realita yang dialaminya sebagai sesuatu yang tidak benar.

Mereka yang mengidap kondisi ini cenderung selalu ingin dihormati oleh orang lain dan merasa bahwa orang lain memang harus menganggapnya sebagai orang yang penting dan dihargai. Selain itu, mereka juga cenderung sulit untuk berempati kepada orang lain.

  1. Pengidapnya cenderung memiliki obsesi dengan kekuasaan

Berdasarkan sebuah jurnal kesehatan berjudul The Megalomaniac Traits of Personality, dihasilkan fakta bahwa penderita sindrom megalomania cenderung lebih mementingkan diri sendiri. Bahkan, mereka tidak segan untuk menyingkirkan orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk orang-orang terdekatnya hanya demi mendapatkan kekuasaan atau sesuatu yang benar-benar diinginkannya.

Penderitanya juga cenderung memiliki keinginan untuk mendominasi atau bahkan mengeksploitasi lingkungannya dengan berlebihan dan sewenang-wenang.

  1. Termasuk dalam orang-orang yang narsis

Mereka yang mengidap sindrom megalomania cenderung memiliki masalah narsisme atau dalam dunia medis disebut sebagai narcissistic personality disorder. Hanya saja, megalomania bisa membuatnya melakukan tindakan dan cara berpikir yang jauh lebih parah.

Hal ini disebabkan oleh kecenderungan pengidapnya yang menganggap dirinya sebagai orang yang cerdas, handal, berkuasa, memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dari orang lain, dan menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya.

  1. Bisa berbohong demi memuaskan egonya

Istilah megalomania sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani dengan arti yang terkait dengan “obsesi yang sangat besar”. Masalahnya adalah pengidap masalah kesehatan ini cenderung bisa melakukan segala cara demi memastikan obsesi ini bisa tercapai.

Sayangnya, mereka bisa saja berbohong kepada orang lain demi hal ini. Bahkan penderita masalah mental ini bisa saja seperti tidak menyadari bahwa tindakan berbohongnya sebagai sesuatu yang tidak benar karena ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Sebagai contoh, ada orang yang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain sehingga mengaku bahwa dirinya memiliki prestasi hebat di berbagai bidang. Padahal, Dia sama sekali tidak memiliki prestasi tersebut dan menganggap kebohongan yang dilakukannya sebagai sesuatu yang biasa saja.

  1. Memiliki egoisme yang sangat kuat

Mereka yang menderita megalomania memiliki kecenderungan untuk terus mempertahankan ide-ide atau pemikirannya sehingga sulit untuk menerima kenyataan atau pendapat orang lain yang sebenarnya lebih benar. Mereka juga memiliki sifat egoisme yang sangat tinggi hingga rela membelokkan fakta demi mempertahankan pemikirannya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait Pendidikan.